Jakarta, Panji Umat – Menjawab tantangan pesantren Muhammadiyah yang kekurangan tenaga pengajar atau ustaz, Lembaga Pengembangan Pesantren (LP2M) PP Muhammadiyah ambil langkah taktis strategis.
Langkah tersebut diungkapkan oleh Ketua LPM PP Muhammadiyah, Maskuri pada Rabu (20/3) dalam Pengajian Ramadan 1445 H di Auditorium KH. Azhar Basyir Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Ciputat.
Beberapa langkah taktis strategis itu untuk merespon perkembangan pesantren Muhammadiyah yang berkembang dengan pesat dari 127 menjadi 443. Tak pelak penambahan jumlah tersebut membutuhkan ustaz yang tidak sedikit.
Maskuri beralasan, kurangnya ustaz untuk tenaga pendidik di pesantren-pesantren Muhammadiyah karena tidak banyak Perguruan Tinggi Muhammadiyah-’Aisyiyah (PTMA) yang secara spesifik melahirkan ustaz.
“Ada hanya UMY, UAD itu PUTM, itu kader Tarjih. Dan itu PUTM alumninya ada yang dikirim mengabdi sebagian di pesantren,” katanya.
Menyikapi itu, pada periode ini LP2M PP Muhammadiyah menyelenggarakan Pendidikan Ustaz Pesantren Muhammadiyah (PUPM). Program ini menggandeng PTMA dan telah dimulai dengan Unismuh Makassar.
“Beasiswa kuliahnya itu dari kampus, kalau di Makassar living cost nya ditanggung oleh masing-masing lembaga pesantren,” tutur Maskuri.
Selain itu, saat ini LPM PP Muhammadiyah juga telah menggandeng Lazismu untuk melahirkan ustaz. Target pada periode 2022-2027, LPM PP Muhammadiyah menargetkan akan melahirkan 1.000 ustaz.
“Kami akan menyiapkan ustaz sampai akhir periode itu seribu ustaz, programnya terintegrasi dengan PTMA pada Fakultas FAI, diutamakan prodi Bahasa Arab dan Pendidikan Agama Islam,” ungkapnya.
Ustaz yang akan dihasilkan oleh LPM PP Muhammadiyah melalui program itu memiliki beberapa kriteria khusus, misalnya pemahaman agamanya sesuai dengan faham Muhammadiyah.
“Kemudian kemampuan baca turats, atau kemampuan membaca kitab itu. Kemudian dia juga mampu mengelola pesantren, oleh karena itu ada mata kuliah tambahan manajemen pesantren,” bebernya.
Sementara itu, LPM PP Muhammadiyah bersama dengan Lazismu Pusat juga memberikan beasiswa bagi kader-kader Muhammadiyah yang menempuh pendidikan di Mesir, dengan harapan sekembalinya mereka akan ditempatkan di pesantren Muhammadiyah.
Alumni Mesir yang kembali di pesantren Muhammadiyah, kata Maskuri, selain mendidik anak-anak di pesantren, keahliannya juga dimanfaatkan oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) setempat.