Denpasar, Panji Umat – Ketua Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Pusat (PP)Muhammadiyah Muchamad Arifin mengajak para dai Muhammadiyah di Bali agar aktif melakukan dakwah komunitas.
Hal ini disampaikannya pada kegiatan kajian subuh di masjid KH. Ahmad Dahlan yang berada di lingkungan Perguruan Muhammadiyah Denpasar Bali, Sabtu (27/04).
Di hadapan ratusan jamaah, Arifin menjelaskan sejarah dibentuknya LDK Muhammadiyah pada muktamar 48 di Surakarta.
“LDK bukan hanya hadir di komunitas-komunitas seperti: anjal, anak punk, pemulung, mualaf dan komunitas marginal tetapi juga hadir di daerah-daerah 3T (Daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar),” terangnya.
Arifin mendorong agar LDK Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Bali aktif dalam memberikan dakwah komunitas yang ada di Bali. Khususnya menambah fasilitas ibadah yaitu musala di lokasi-lokasi wisata.
“Bali memiliki banyak komunitas yang membutuhkan sentuhan dakwah oleh dai-dai komunitas. Salah satu yang dititipkan kepada LDK Muhammadiyah Bali adalah berdirinya mushala-mushala di tempat wisata,” tuturnya.
Pada Ahad 28 April 2024, Arifin lanjut memberikan kajian ba’da Shubuh di masjid Baitul Makmur Denpasar Bali. Ia mengajak jamaah untuk selalu mewaspadai terhadap lawan yang tidak kelihatan.
“Dalam dunia modern sekarang ini untuk menghancurkan sebuah generasi bangsa atau negara tidak lagi menggunakan cara-cara tradisional sebagaimana perang pada dunia pertama atau kedua , dimana lawan dan senjata yang digunakan bisa dilihat,” jelasnya.
Menurutnya, Amunisi yang digunakan dalam istilah proxy war ini ada dua, yaitu isu yang digulirkan melalui dunia virtual dengan memanfaatkan teknologi Informasi yang serba digital, serta yang kedua menggunakan narkoba.
Peraih penghargaan fasilitator pencegahan narkoba tingkat nasional oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) ini lantas menjelaskan bahaya penyalahgunaan, peredaran dan modus operandi dari narkoba.
“Peredaran narkoba pada akhir-akhir ini yang modusnya melalui rokok elektrik harus menjadi perhatian kita semua,” ucapnya.
Usai memberikan ceramah, Arifin berkesempatan untuk berdialog dengan komunitas mualaf yang ada di Bali. Salah satu mualaf bernama I Nyoman Ernawati menceritakan kisahnya memeluk agama Islam yakni dari hasil renungan panjang.
Berawal dari merasa aneh dengan tata cara ibadahnya sebelum masuk Islam, ia pun akhirnya memutuskan untuk memeluk agama Islam setelah banyak membaca buku-buku agama Islam yang dia dapat dari saudaranya.
Arifin mengapresiasi keteguhan dan keistiqomahan para muallaf dalam mempelajari dan memegang teguh agama Islam. Ia lantas berpesan agar para mualaf menjaga keistiqomahan dalam mengikuti kajian agar bisa menjadi muslim yang kaffah (sempurna).