Rembang, Panji Umat – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, melakukan kunjungan penting ke proyek pabrik gula milik PT Wadah Karya Rembang di Kecamatan Sulang, Kabupaten Rembang, Senin (12/8/24). Dalam kunjungan tersebut, Haedar turut melakukan panen demplot tebu dan uji coba mesin giling gula merah, menandakan komitmen Muhammadiyah terhadap kemandirian pangan, khususnya dalam produksi gula nasional.
Haedar didampingi oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Direktur Utama PT Wadah Karya, Kamadjaya, Bupati Rembang Abdul Hafidz, mantan Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo, Sekretaris PP Muhammadiyah Muhammad Sayuti, Ketua LKKS PP Muhammadiyah Fajar Riza Ul Haq, Ketua MPM PP Muhammadiyah M Nurul Yamin, Direktur Utama PT Syarikat Cahaya Media (Suara Muhammadiyah) Deni Asy’ari, Ketua PWM Jawa Tengah Tafsir, Sekretaris PWM Jawa Tengah Dodok Sartono, serta Rektor UMP Jebul Suroso.
Kehadiran Haedar ini tidak hanya menunjukkan perhatian Muhammadiyah terhadap kesejahteraan petani tebu, tetapi juga memperkuat dukungan terhadap industri gula nasional yang tengah menghadapi tantangan besar.
Dalam sambutannya, Haedar mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi pengelolaan sumber daya alam di Indonesia yang belum sepenuhnya dinikmati oleh seluruh masyarakat. Ia menyinggung fakta bahwa Indonesia, yang dulunya dikenal sebagai pengekspor gula terbesar kedua di dunia, kini justru menjadi negara pengimpor gula. “Sebagai bangsa besar yang dianugerahi tanah yang subur, miris rasanya menyaksikan kita masih terus mengimpor pangan dalam jumlah yang besar. Industri gula nasional harus bangkit. Kebijakan pemerintah harus berpihak pada kesejahteraan petani tebu,” ujar Haedar.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, produksi gula nasional hanya mencapai 2,4 juta ton, sementara kebutuhan gula nasional memerlukan impor sebesar 6 juta ton. Kualitas tebu yang menurun meskipun luas lahan meningkat menjadi salah satu masalah mendasar yang harus diatasi. Oleh karena itu, Muhammadiyah berkomitmen untuk mendorong reformasi tata kelola sumber daya alam yang lebih inklusif dan berkeadilan.
Dalam kunjungan tersebut, disaksikan oleh ratusan petani tebu, PT Wadah Karya Rembang dan Pimpinan Pusat Muhammadiyah menandatangani Nota Kesepahaman tentang penelitian dan pengembangan varietas tebu. Tujuannya adalah untuk mengonversi lahan terbengkalai dan eks tambang menjadi lahan produktif untuk tanaman tebu. Haedar menyatakan bahwa Perguruan Tinggi Muhammadiyah didorong untuk melakukan riset dalam meningkatkan produksi tebu nasional melalui perbaikan kualitas, pengembangan agro-teknologi berbasis IT, serta penerapan smart farming di perkebunan tebu.
Direktur Utama PT Wadah Karya, Kamadjaya, memberikan apresiasi atas dukungan yang diberikan Muhammadiyah terhadap industri gula. Ia menilai bahwa langkah Muhammadiyah ini sebagai bentuk dakwah ekonomi yang mampu meningkatkan kesejahteraan petani tebu dan menyelamatkan produksi gula nasional.
“Dukungan Muhammadiyah ini luar biasa. Ini dakwah ekonomi yang bisa membantu nasib petani tebu dan menyelamatkan produksi gula nasional. Saya bersyukur bisa bergandengan tangan dengan Muhammadiyah. Ahli pertanian dari kampus-kampus Muhammadiyah bisa membantu kami. Kalau bisa, unit usaha Muhammadiyah ikut terlibat mengelola dan menjadi mata rantai utama dalam distribusi gula,” ujar Kamadjaya yang dikenal sebagai pendiri Pabrik Gula Gendhis Multi Manis (GMM) di Blora.
Nota Kesepahaman ini mencerminkan komitmen Muhammadiyah dalam memperkuat pilar ekonomi umat dan kesejahteraan petani. Ketua Lembaga Kajian dan Kemitraan Strategis (LKKS) PP Muhammadiyah, Fajar Riza Ul Haq, menyatakan bahwa kerja sama penelitian ini menjadi pintu masuk bagi terjalinnya kemitraan lebih lanjut. Ia menambahkan bahwa Muhammadiyah memiliki sumber daya yang dapat dioptimalkan untuk mendukung kemandirian pangan dan energi di Indonesia.
“Rekam jejak Muhammadiyah di bidang pendidikan, kesehatan, dan pelayanan sosial telah teruji, tetapi di sektor ekonomi dan kesejahteraan umat masih butuh kerja ekstra. Muhammadiyah mampu berkontribusi dalam mewujudkan agenda kemandirian pangan pemerintahan baru nanti, di antaranya dengan mengembangkan inovasi teknologi di bidang pertanian yang ramah lingkungan,” ujar Fajar