Demak, Panji Umat – Stunting, gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi dalam jangka panjang, masih menjadi problem nasional yang belum tertangani secara tuntas. Data dari UNICEF menunjukkan bahwa Indonesia menempati posisi kelima sebagai negara dengan jumlah kasus stunting tertinggi di Asia, menurut Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Republik Indonesia.
Keberhasilan Jamaah Tani Muhammadiyah (JATAM) Jawa Tengah dalam membudidayakan varietas padi Protani mendapatkan apresiasi tinggi dari Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu’ti. Beras dari varietas padi Protani memiliki kandungan protein dan zinc yang tinggi, yang dianggap sangat cocok untuk penanganan stunting di Indonesia.
Saat mengawali panen perdana padi varietas Protani di Desa Kenduren, Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak, Ahad (11/08/2024), Abdul Mu’ti menyampaikan bahwa beras Protani bisa menjadi solusi penting dalam program penanganan stunting yang digalakkan pemerintah. “Jika pemerintahan mendatang di bawah kepemimpinan Pak Prabowo Subiyanto dan Gibran Rakabuming Raka ingin menurunkan angka stunting dengan membangun masyarakat yang kuat dan memiliki pangan bergizi, beras Protani ini adalah salah satu solusinya,” ujar Mu’ti.
Selain itu, Mu’ti juga menekankan pentingnya pengembangan massal varietas padi Protani di berbagai daerah. Menurutnya, keberhasilan JATAM Jawa Tengah dalam membudidayakan padi Protani harus direplikasi di wilayah lain untuk membantu pemerintah mengatasi stunting secara lebih efektif. “Mudah-mudahan Demak bisa menjadi pilot project untuk pengembangan padi Protani ini, dan keberhasilan Jawa Tengah ini bisa direplikasi di wilayah lain di Indonesia,” tambahnya.
Pemulia padi dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Totok Agung Dwi Haryanto, menjelaskan bahwa selain kandungan protein dan zinc yang tinggi, padi Protani juga memiliki keunggulan lainnya. “Daun bendera tegak, tidak disukai burung, tahan blas, dan tekstur nasinya pulen,” ujar Totok, yang juga merupakan Dewan Pakar Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PWM Jawa Tengah.
Varietas padi yang diberi nama resmi Inpago Unsoed Protani ini merupakan hasil pemuliaan dari Totok Agung Dwi Haryanto bersama dua rekannya, Agus Riyanto dan Dyah Susanti, yang juga pemulia padi di Unsoed Purwokerto. Keberhasilan pengembangan padi Protani diharapkan dapat menjadi solusi efektif dalam upaya pemerintah menurunkan angka stunting di Indonesia.