Surakarta, Panji Umat – Majelis Tabligh dan Ketarjihan (MTK) Pimpinan Wilayah Aisyiyah Jawa Tengah menggelar Training of Trainers (ToT) Mubalighat Aisyiyah di Gedung Siti Walidah, Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Jumat-Ahad (16-18/8/24). Acara ini berlangsung selama tiga hari dan dihadiri oleh sekitar 210 peserta dari berbagai MTK Pimpinan Daerah Aisyiyah se-Jawa Tengah.
Para peserta ToT, yang terdiri dari ketua, sekretaris, dan koordinator MTK daerah, memilih untuk meninggalkan keluarga demi mengikuti pelatihan ini. Mereka menginap di Pesma UMS, sementara transportasi disediakan oleh panitia berupa bis kampus dan mobil pribadi.
ToT Mubalighat tahun ini mengusung tema “Menguatkan Kompetensi Mubalighat untuk Tabligh yang Mencerahkan.” Acara ini menampilkan pemateri dari kalangan kampus, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM), serta tokoh-tokoh PWA dan PPA. Kualitas materi dan sesi-sesi yang dihadirkan membuat acara ini terasa istimewa dan berkesan.
Pembukaan ToT dilakukan dengan pembacaan Kalam Ilahi, menyanyikan lagu, serta sambutan dari berbagai pihak, termasuk panitia penyelenggara, Ketua PWA, Ketua PPA, dan Rektor UMS. Selanjutnya, acara dilanjutkan dengan pengenalan program khusus MTK PWA Jawa Tengah dan diakhiri dengan doa.
Majelis Tabligh dan Ketarjihan memiliki empat divisi: Kajian Ketarjihan, Pembinaan Mubalighat dan Pengajian, Tabligh Digital dan Komunitas, serta Keluarga. Selama ToT, keempat divisi ini digembleng untuk membentuk mubalighat yang kompeten, kuat, dan cerdas dalam mencerahkan masyarakat.
Pelaksanaan ToT bertepatan dengan HUT Kemerdekaan RI dan dihadiri oleh Rayyan Abdullah, dokter asal Palestina, serta beberapa artis ibukota dari komunitas peduli Palestina. Selain mengikuti upacara 17 Agustus, peserta juga berdonasi untuk Palestina. Acara dilanjutkan dengan “Nyoto Bareng UMS,” tabligh akbar, dan orasi dari FOP (Friend of Palestine) serta artis.
Meski jadwal padat dan peserta sebagian besar sudah berusia lanjut, semangat para ibu Aisyiyah tidak surut. Semangat dan kesehatan mereka tetap terjaga hingga akhir acara. Pelatihan ini diharapkan dapat menggerakkan, menguatkan, dan memaksimalkan potensi daerah sesuai ilmu yang diperoleh.
Menurut Dwi Astuti dari panitia, kesuksesan acara ini berkat kerja keras tim pendukung yang disebut “tim sat-set,” yang benar-benar efektif dalam mengatur dan mendampingi peserta.