Jakarta, Panji Umat – Muhammadiyah perlu membentuk dan memerankan relawan sosial secara nasional menghadapi berbagai bencana sosial dan alam yang dipicu oleh perubahan iklim, urbanisasi yang cepat, dan ketidaksetaraan sosial.
Hal itu disampaikan, Ketua Majelis Pembina Kesejahteraan Sosial (MPKS) Muhammadiyah, Mariman Darto dalam Pelatihan Relawan Sosial untuk musibah gempa bumi dan tsunami yang diselenggarakan oleh Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial PWM DKI Jakarta pada Sabtu (28/9) di Jakarta.
Mengutip data BNPB pada 2023, Mariman menyebut lebih dari 8,49 juta orang terpengaruh oleh bencana ini. Di masa mendatang, perubahan iklim diperkirakan akan memperburuk dampak bencana, terutama di wilayah pesisir yang rentan terhadap kenaikan permukaan laut dan banjir.
“Muhammadiyah memandang persoalan bencana ini menjadi masalah serius dan membutuhkan antisipasi dan penangan dengan melibatkan banyak pihak. MPKS PP Muhammadiyah yang memiliki jaringan di seluruh Indonesia memiliki potensi besar untuk membentuk relawan sosial secara nasional dan memerankannya sebagai respon cepat terhadap bencana yang timbul,” kata Mariman.
Menurut Mariman, relawan sosial (social volunteer) merupakan individu atau kelompok yang secara sukarela terlibat dalam kegiatan yang bertujuan untuk memberikan bantuan atau pelayanan kepada masyarakat tanpa mengharapkan imbalan finansial.
Mereka adalah mahasiswa aktif dari perguruan tinggi Muhammadiyah yang tersebar di seluruh Indonesia. Bisa juga mereka yang telah menamatkan pendidikan SLTA/Sederajat yang diberikan pembekalan kebencanaan mulai dari fase kegawatdaruratan, rehabilitasi sosial dan psikososial.
“Karena itu, relawan sosial memiliki 5 (lima) peran/fungsi yang sangat penting dalam mengantisipasi dan menangani atau merespon kejadian bencana yaitu : peran pemberdayaan masyarakat/komunitas, penanggulangan bencana, pelayanan sosial, advokasi sosial dan peningkatan kapasitas khususnya bagi kelompok marginal”, lanjut Mariman Darto.
Selanjutnya, Mariman menjelaskan kelima peran relawan sosial tersebut : pertama, pemberdayaan masyarakat dan komunitas. Relawan sosial terlibat secara langsung dalam program-program yang mendorong partisipasi masyarakat dalam memperbaiki kondisi sosial-ekonomi. Mereka membantu masyarakat mengidentifikasi masalah dan potensi solusi di lapangan.
Kedua, penanggulangan bencana. Dalam situasi darurat seperti bencana alam, relawan sosial memainkan peran penting dalam memberikan bantuan, distribusi makanan, layanan kesehatan, serta pemulihan dan rekonstruksi komunitas terdampak.
Ketiga, pelayanan sosial. Mereka memberikan dukungan kepada kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan penyandang disabilitas. Misalnya, relawan sosial mungkin membantu mengelola pusat layanan masyarakat, panti asuhan, atau rumah jompo.
Keempat, peran sebagai advokasi sosial. Relawan juga sering menjadi agen perubahan dengan memperjuangkan hak-hak individu atau kelompok yang kurang terlayani dalam masyarakat. Mereka bisa terlibat dalam kampanye untuk keadilan sosial, hak asasi manusia, dan isu-isu lingkungan.
Terakhir atau kelima, peran dalam peningkatan kapasitas masyarakat atau komunitas marginal. Relawan sosial sering mengajar atau memberikan pelatihan, khususnya kepada komunitas marginal, untuk meningkatkan kualitas hidup mereka melalui akses yang lebih baik terhadap pendidikan dan pelatihan kerja.
Sementara itu, Ketua MPKS PWM DKI Jakarta, Iqbal Rais menganggap penting pelatihan ini karena relawan sosial sebagai bagian dari dakwah bil hal yang perlu dikembangkan.
“Tidak hanya materi ketika kita bicara pelayanan sosial, pencegahan dan mempersiapkan diri menghadapi musibah bencana alam juga bagian dari dakwah”, tegas Iqbal